menyebabkansetiap manusia. mempunyai pengertian hidup yang. berbeda.Ada. yang sadar dan ada pula yang. tidak menyadari apa sebenarnya. arti dari sebuah kehidupan yang sesungguhnya.Tidak ada. yang bisa menyangkal kalau. seseorang belum mengetahui akan. arti sebuah kehidupan yang sesungguhnya.Tentu semuanya.
Manusia begitu ingkar pada nikmat Rabbnya. Mereka amat cinta pada harta dan bersikap pelit. Kelak semua itu akan ditampakkan oleh Allah dan akan dibalas. Allah Ta’ala berfirman, وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا 1 فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا 2 فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا 3 فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا 4 فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا 5 إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ 6 وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ 7 وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ 8 أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ 9 وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ 10 إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ 11 “Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan kuku kakinya, dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh. Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabbnya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya. Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada? Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.” QS. Al Adiyat 1-11. Kuda Perang Ketika Menyerang Musuh Dalam surat Al Adiyat ini, Allah bersumpah dengan kuda. Kuda adalah di antara karunia Allah pada makhluk-Nya. Kuda di sini memiliki keistimewaan khusus dibanding hewan-hewan lainnya. Kuda tersebut dikatakan berlari kencang dengan terengah-rengah. Kuda tersebut memercikkan api karena sentakan kakinya yang mengenai batu saat berlari kencang. Kuda tersebut kemudian menyerang musuhnya di waktu Shubuh. Lalu kuda tersebut menerbangkan debu-debu. Kuda tersebut kemudian menyerang musuhnya hingga menebus ke tengah-tengah mereka. Inilah yang digunakan untuk bersumpah oleh Allah dalam awal-awal surat ini. Manusia Sangat Ingkar Adapun isi sumpah dijelaskan mulai pada ayat, إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ “Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabbnya.” Makna “al kanud” adalah al kafur, yaitu mengingkari nikmat Rabbnya. Demikian kata Ibnu Abbas dan lainnya. Al Hasan Al Bashri mengatakan, هو الذي يعد المصائب، وينسى نعم ربه “Manusia itu terus menghitung-hitung musibah. Namun melupakan betapa banyak nikmat yang telah Rabbnya beri.” Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 7 634. Akan Menyaksikan Kekufurannya Dalam ayat selanjutnya disebutkan, وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ “dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya“. Ada dua tafsiran mengenai ayat di atas 1- Allah akan menjadi saksi terhadap apa yang diperbuat manusia. Demikian dikatakan oleh Qotadah dan Sufyan Ats Tsauri. Maksudnya di sini adalah Allah akan membalas kekufuran manusia. 2- Manusia akan menjadi saksi atas kekufuran mereka sendiri. Demikian pendapat Muhammad bin Ka’ab Al Qurthubi. .” Lihat Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 7 635. Bakhil Karena Cinta Harta Adapun ayat, وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ “Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” Khoir atau kebaikan dalam ayat ini yang dimaksud adalah harta. Namun ada dua pendapat dalam memaknakan ayat tersebut 1- Manusia sangat cinta pada harta. 2- Manusia sangat pelit bakhil. Kedua makna di atas adalah makna yang shahih benar kata Ibnu Katsir. Zuhud pada Dunia dan Ingat Kehidupan Akhirat Selanjutnya Allah memotivasi untuk zuhud pada dunia dan bersemangat menggapai akhirat. Allah ingatkan pula apa yang terjadi setelah alam dunia. Perhatikan ayat selanjutnya, أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ 9 وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ 10 “Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada?” Yang dimaksudkan ayat di atas adalah “tidakkah mereka tahu bagaimana keadaan mayit yang dibangkitkan dari alam kubur?” Lalu disebutkan selanjutnya “tidakkah mereka tahu apa yang dikeluarkan dari dalam dada”, maksudnya adalah sesuatu yang nanti akan ditampakkan dari dalam hatinya? Artinya, segala rahasia dan apa yang tersembunyi dalam hati akan ditampakkan kelak. Allah Maha Mengetahui … Dalam akhir ayat disebutkan, إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ “Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.” Maksudnya -kata Ibnu Katsir- bahwa Allah mengetahui segala yang mereka perbuat dan akan membalasnya, juga sama sekali Allah tidak berbuat zhalim sedikit pun kepada manusia. Syaikh As Sa’di rahimahullah berkata, “Allah mengetahui perbuatan hamba yang lahir dan batin, yang nampak maupun yang tersembunyi. Allah pun akan membalas perbuatan tersebut. Pengetahuan Allah di sini dimaksudkan untuk keadaan pada hari kiamat. Padahal Allah memiliki sifat mengetahui setiap saat karena yang dimaksud pengetahuan Allah di sini adalah balasan Allah terhadap amalan hamba. Balasan itu karena Allah mengetahui apa yang manusia perbuat.” Hanya Allah yang memberi taufik. Baca Juga Bersedekah dengan Harta yang Paling Dicintai Teladan dari Abu Thalhah 40 Alasan Kenapa Ilmu Agama itu Lebih Baik daripada Harta Referensi Taisir Al Karimir Rahman fii Tafsiril Kalamil Mannan, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1423 H. Tafsir Al Qur’an Al Azhim, Ibnu Katsir, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1431 H. — Di sore hari menjelang berbuka Pesantren Darush Sholihin, Panggang-Gunungkidul, 7 Ramadhan 1434 H Artikel Silakan follow status kami via Twitter RumayshoCom, FB Muhammad Abduh Tuasikal dan FB Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat

Sesungguhnyamanusia itu sangat ingkar (tidak bersyukur kepada Tuhannya), dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya cintanya kepada harta sangat berlebihan. Jumlah ayat ini menunjukkan pengertian Maf'ul bagi lafal Ya'lamu; artinya sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepadanya pada saat itu

Assalamualaikum sahabat-sahabat… Kali ini, kita akan membahas penjelasan dan tafsir Surat Al-Adiyat. Surat yang tergolong pendek. Ayatnya berjumlah 11 ayat. Surat Al-Adiyat ini Makkiyah ayat yang diturunkan sebelum hijrah. Hal ini sesuai dengan pendapt Imam Ibnu Katsir. doc. saif Tapi, juga ada yang mengatakan, Surat Al-Adiyat ini Madaniyah surat yang diturunkan setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Oleh karenanya, dalam tafsir Jalalain, Surat Al-Adiyat ini disebut dengan Makkiyah atau Madaninyah. Begitulah sekilas penjelasan tentang Surat Al-Adiyat ini. Sebab Turunnya Surat Al-Adiyat Dalam tulisan “penjelasan dan tafsir Surat Al-Adiyat” ini penting kiranya ditulis juga asbab an-nuzulnya. Imam Nawawi al-Bantani dalam kitabnya, Marah Labid, mengutip sebuah hadis yang menjelaskan sebab turunnya Surat Al-Adiyat ini. Diriwayatkan, أنه صلّى اللّه عليه وسلّم بعث خيلا فمضى شهر لم يأته منهم خبر ، فنزلت هذه الآيات “Sesungguhnya Rasulullah saw. mengirim pasukan berkuda. Lalu, lewatlah satu bulan tidak ada kabar mengenai pasukan berkuda nabi itu. Lalu, turunalah ayat ini Surat Al-Adiyat.” Begitulah sebab turunnya Surat Al-Adiyat dalam tulisan “penjelasan dan tafsir Surat Al-Adiyat” ini. Surat Al-Adiyat بسم الله الرحمن الرحيم وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا 1 فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا 2 فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا 3 فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا 4 فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا 5 إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ 6 وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ 7 وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ 8 أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ 9 وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ 10 إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ 11 Arti Surat Al-Adiyat 1. Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, 2. dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan kuku kakinya, 3. dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, 4. maka ia menerbangkan debu, 5. dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh, 6. sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, 7. dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya, 8. dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. 9. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, 10. dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada, 11. sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka. Keutamaan Membaca Surat Al-Adiyat Keutamaan membaca Surat Al-Adiyat juga besar sekali. Hal ini sebagaimana dikutip oleh banyak ulama tafsir. Syaikh Nawawi al-Banteni juga mengutip hadis ini. Rasulullah bersabda, من قرأها أعطي من الأجر بعدد من بات بالمزدلفة وشهد جمعا» “Barangsiapa yang membaca Surat Al-Adiyat, maka akan diberi pahala sesuai hitungan orang yang mabit di Muzdalifah dan orang yang menghadiri sebuah perang.” Begitulah keutamaan membaca Surat Al-Adiyat yang dapat penulis kutip dalam tulisan “penjelasan dan tafsir Surat Al-Aidyat” ini. Penjelasan dan Tafsir Surat Al-Adiyat Tafsir Surat Al-Adiyat; Demi Kuda yang Berlari وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا 1 Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, Allah bersumpah dengan kuda yang berlari cepat dalam perang. Sehingga nafas kuda itu berbunyi. Menurut Imam As-Shawi, ayat ini sebagai kinayah untuk memuji dan mengangungkan orang yang berperang. Ini sumpah yang pertama dalam tulisan “penjelasan dan tafsir Surat Al-Adiyat” ini. فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا 2. dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan kuku kakinya, Allah juga bersumpah demi kuda yang memercikkan api dengan kuku kakinya. Ketika kuda berlari cepat dan kuku kakinya menginjak batu-batu dan krikil, memerciklah api. Menurtu Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, api dalam ayat ini sama dengan api yang dinyalakn oleh seorang Arab. Ceritanya begini, ada seorang laki-laki orang Arab. Dia ikut dalam pertempuran. Tapi, dia sangat kikir. Dia tidak mau menyalakan api kecuali orang-orang sudah tertidur. Jika mereka terbangun, maka api itu dipadamkan. Agar teman-temannya tidak merasakan menfaat api itu. Lalu, Allah menyamakan api yang menyala dari kaki kuda dengan api yang dinyalakan oleh laki-laki Arab itu. Kesamaannya adalah sama-sama tidak bermenfaat. Begitulah penjelasan ayat kedua dalam penjelasan dan tafsir Surat Al-Adiyat ini. فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا 3. dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, Ini sumpah yang ketiga. Allah bersumpah demi kuda yang menyerang tiba-tiba. Serangan itu dilakukan saat pagi agar musuh tidak memiliki persiapan yang matang. فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا 4. maka ia menerbangkan debu, Lalu, setelah kuda itu menyerang, maka bertebaranlah debu-debu karena gerakannya yang dahsyat. Debu itu berterbangan di tempat musuh. Juga bisa dikatakan, debu itu berterbangan di waktu pagi. فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا 5. dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh, Kuda-kuda itu menyerbu musuh sehingga tiba di tengah-tengah mereka. Lalu musuh itu terpecah-pecah. Kekuatannya hancur. Lalu, kenapa Allah bersumpah dengan kuda-kuda yang memiliki kriteria di atas? Menurut Syaikh Al-Maraghi dalam tafsirnya, Allah memiliki beberapa tujuan tertentu untuk hal itu. Pertama, agar menjadi inspirasi bagi orang-orang yang beriman sehingga mereka menjadi orang yang sungguh-sungguh dan bersemangat. Kedua, agar orang yang beriman melatih kuda untuk berlari. Ketiga, agar orang yang beriman berlatih menunggang kuda sehingga siap bertempur ketika terpaksa berperang. Keempat, orang yang beriman wajib memiliki kuda dengan tujuan di atas yang mana menfaatnya sangat banyak. Bukan untuk sombong-sombongan atau hanya hiasan. Untuk zaman sekarang, bisa jadi yang lebih relevan bukanlah kuda. Tapi, alat-alat perang yang lain. Misalnya pesawat tempur, tank, dan lain-lain. Karena kuda sudah tidak lagi digunakan dalam pertempuran. Intinya, umat Islam juga harus siap bertempur. Umat Islam harus memiliki kekuatan agar tidak diinjak-injak oleh musuh. Tentu, kekuatan tersebut tidak hanya senjata perang. Bisa juga kekuatan ekonomi, ilmu pengetahuan, dan seterusnya. Tafsir Surat Al-Adiyat; Sungguh Manusia Itu Tidak Bersyukur إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ 6. sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, Sungguh manusia itu tidak tahu berterimakasih. Yang dimaksud manusia dalam ayat ini adalah orang kafir. Berarti maksudnya, orang kafir itu sungguh tidak bersyukur kepada Allah. Menurut Syaikh Shawi dalam tafsirnya, ada ulama tafsir yang mengatakan bahwa yang dimaksud manusia dalam ayat ini jenis. Artinya semua manusia itu memiliki potensi besar untuk tidak bersyukur dan tidak tunduk kepada Tuhannya. Mereka yang bersyukur kepada tuhannya adalah mereka yang mendapatkan pertolongan dari Allah. Yaitu mereka yang melatih dirinya untuk melakukan hal-hal yang terpuji dan meninggalkan hal-hal yang tercela. Adapun arti kanud كَنُودٌ dalam ayat di atas adalah kufur nikmat atau tidak mensyukuri nikmat. Hal ini sesuai dengan sebuah hadis, الكنود الذي يأكل وحده ، ويضرب عبده ، ويمنع رفده “Al-Kanud adalah orang yang hanya makan sendirian, memukul budaknya, dan mencegah untuk memberi tidak bersedekah” Maksud hadis ini adalah ada orang yang tidak memberikan bersedekah sedikit pun dari nikmat yang diberikan Allah kepadanya. Dia juga tidak memiliki rasa kasih sayang sama sekali kepada hambanya. Orang seperti ini disebut kanud. Orang seperti ini adalah orang yang tidak bersyukur kepada Allah. Dia kufur nikmat. Begitulah kata Syaikh Al-Maraghi ketika menjelaskan tafsir Surat Al-Adiyat ayat enam ini. Lebih lanjut Syaikh Al-Marghi mengatakan, seseorang bisa memiliki karakter di atas disebabkan melupakan dua hal; masa lalu dan masa depan. Dia hanya fokus pada apa yang di depan mata. Dia lupa masa lalunya yang penuh perjuangan, tangisan, dan doa yang dipanjatkan. Dia juga lupa pada masa depan sesungguhnya, yaitu akhirat. Ada juga yang mengatakan, yang dimaksud al-kanud dalam ayat ini adalah orang yang hanya menghitung musibah dan lupa pada nikmat yang diberikan Allah. Menurut Imam Fudail bin Iyad sebagaimana dikutip oleh Imam al-Khazin dalam tafsirnya, yang dimaksud al-kanud adalah orang yang melupakan ribuan kebaikan hanya karena satu keburukan. Kebalikan dari al-kanud ini adalah syakur. Yakni, orang yang banyak bersyukur kepada Allah swt.. Begitulah penjelasan dan tafsir Surat Al-Adiyat ayat enam ini. Lanjut ya… وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ 7. dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya, Sungguh Allah menyaksikan atas semua itu. Allah tahu pada orang-orang yang tidak bersyukur atas nikmat-nikmat yang diberikan oleh-Nya. Ayat ini juga bisa diartikan bahwa manusia itu sendiri yang bersaksi atas kelakuannya. Yakni, pekerjaan dan perbuatannya di dunia menunjukkan bahwa dia orang yang tidak bersyukur. وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ 8. dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Menurut Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, ayat ini memiliki dua makna. Pertama, manusia sangat mencintai harta. Kedua, manusia sangat kikir disebabkan mencintai harta. Dua makna ini sama-sama benar. Syaikh al-Maraghi juga mengatakan ketika menjelaskan tafsir Surat Al-Adiyat ayat 8 tersebut bahwa manusia sangat mencintai harta sehingga kikir luar biasa. Tafsir Surat Al-Adiyat; Ketika Isi Hati Tak Bisa Ditutupi Setelah menjelaskan manusia yang memiliki kondisi seperti di atas, Allah menunjukkan bagaimana seharusnya seorang manusia. Allah memberi petunjuk agar manusia senang akhirat, tidak terlalu cinta dunia, dan mengingat masa depan yang sesungguhnya. Yakni akhirat. Kita lanjut ke penjelasan tafsir Surat Al-Adiyat ayat berikutnya ya… Allah berfirman, أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ 9. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, Ayat ini bertanya, apakah manusia yang tidak bersyukur di atas tidak tahu bahwa kelak mereka akan dibangkitkan dari kubur? Ya, semua manusia akan dibangkitkan dari kubur. Lalu, mereka akan dihisab dan dibalaslah semua perbuatannya. وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ 10. dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada, Ayat ini menjelaskan, kelak isi hati akan diungkapkan. Apa yang disimpan dalam hati akan ditampakkan. Tidak bisa disembunyikan lagi. Entah itu keburukan atau kebaikan. Lalu, kenapa Allah menyebut isi hati secara khusus dalam Surat Al-Adiyat ini? Menurut Imam Khazin dalam tafsirnya, anggota tubuh itu ikut hati. Anggota tubuh tidak bisa melakukan apa-apa kecuali ada keinginan yang menggerakkan. Keinginan ini tempatnya dalam hati. Benarlah kata Rasulullah, jika hati ini baik, maka biak pulalah semua jasad kita. Termasuk amal perbuatan yang dilakukan oleh jasa kita. Begitulah penjelasan tafsir Surat Al-Adiyat ayat 10 ini. إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ 11. sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka. Ayat ini menjelaskan bahwa Allah mengetahui kondisi umat manusia kala itu. Yakni, di hari kiamat. Apakah di selain hari kiamat Allah tidak mentetahui? Ya mengetahui juga. Hanya saja ayat ini menegaskan bahwa Allah akan membalas semua perbuatan manusia di waktu itu. Menurut Sayid Thontowi dalam tafsirnya, Al-Wasith, tiga ayat terakhir dalam Surat Al-Adiyat ini mengajarkan tiga hal. Pertama, memberi peringatan kepada kita yang tidak bersyukur. Kedua, memotivasi kita untuk bertafakkur dan i’tibar merenung. Ketiga, mengingat kedahsyatan hari kiamat. Itulah penjelasan dan tafsir Surat Al-Adiyat. Semoga kita bisa merenungi dan mengamalkannya. Amin! Referensi Tafsir Hasyiyah as-Shawi Tafsir Ibnu Katsir Tafsir Al-Maraghi Tafsir Al-Wasith Tafsir Marah Labid Tafsir Al-Khazin
36 Kembali Menyaksikan Kewujudan Diri Sendiri Hakikat Insan dan Hakikat Muhammadiah adalah pengalaman kerohanian di dalam kefanaan, iaitu ketika hilang perhatian dan kesedaran terhadap diri sendiri. Dalam suasana tersebut si hamba tidak tahu siapakah dirinya. Dia hanyalah yang menyaksikan. Setelah mengalami suasana Hakikat Muhammadiah si hamba berpindah kepada suasana di mana kesedaran dan
Surat Al Adiyat beserta Artinya, Tafsir dan Asbabun NuzulSurat Al Adiyat العاديات adalah surat ke-100 dalam Al Quran. Berikut ini terjemahan, asbabun nuzul, dan tafsir Surat Al ini terdiri dari 11 ayat. Termasuk Surat Makkiyah. Dinamakan surat Al Adiyat yang berarti kuda yang berlari kencang. Nama ini diambil dari ayat pertama yang Allah bersumpah dengannya. Surat ini tidak memiliki nama Al Adiyat dan ArtinyaBerikut ini Surat Al Adiyat dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesiaوَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا 1 فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا 2 فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا 3 فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا 4 فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا 5 إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ 6 وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ 7 وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ 8 أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ 9 وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ 10 إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌWal aadiyaati dlobhaa. Falmuuriyaati qodhaa. Falmughiirooti shubhaa. Fa atsarna bihii naq’aa. Fawasathna bihii jam’aa. Innal insaana lirobbihii lakanuud. Wa innahuu alaa dzaalika lasyahiid. Wa innahuu lihubbil khoiri lasyadiid. Afalaa ya’lamu idzaa bu’tsiro maafil qubuur. Wahushshila maa fish shuduur. Inna robbahum bihim yaumaidzil lakhobiirArtinyaDemi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan kuku kakinya, dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh. sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada, sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan NuzulSebagian ulama berselisih apakah surat ini turun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah atau berpendapat surat ini Madaniyah, karena ada hadits yang diriwayatkan Bazzar, Ibnu Abi Hatim dan Hakim tentang asbabun nuzul ayat 1 Surat Al Adiyat. Dari Ibnu Abbas, ia berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengirim pasukan berkuda. Selama satu bulan tak ada kabar. Lantas turunlah Surat Al nuzul ini dicantumkan Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al secara urutan mushaf, ia merupakan surat ke-100. Yakni setelah Surat Al Zalzalah. Jika surat Al Zalzalah diakhiri dengan balasan atas setiap kebaikan dan keburukan, surat Al Adiyat menjelaskan apa yang mengantarkan pada amal-amal buruk Al Adiyat secara umum menggambarkan kerugian kebanyakan manusia pada hari terjadinya zalzalah kiamat. Yakni mereka yang ingkar kepada nikmat Allah, bakhil karena cinta dunia dan tidak mempersiapkan diri menghadapi Surat Al AdiyatTafsir surat Al Adiyat ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah. Ia bukan tafsir baru melainkan ringkasan kompilasi dari tafsir-tafsir tersebut. Juga ditambah dengan referensi lain seperti Awwal Marrah at-Tadabbar al-Qur’an dan Khawatir Qur’ Al Adiyat ayat 1وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًاDemi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,Kata al adiyat العاديات berasal dari kata adaa – ya’duu عدا – يعدوا yang berarti jauh atau melampaui batas. Dari kata itu muncul berbagai derivasi namun tetap mengandung makna jauh. Misalnya aduw عدو yang artinya musuh. Bermusuhan karena jauhnya pula al aduw العدو yang artinya berlari cepat. Menempuh jarak jauh dalam waktu singkat. Ada pula udwaan عدوان yang artinya agresi. Karena yang melakukannya jauh dari kebenaran dan harfiah, kata al adiyat العاديات berarti yang berlari kencang. Kata ini tidak menjelaskan siapa pelakunya. Menurut jumhur ulama termasuk Ibnu Abbas, artinya adalah kuda yang berlari kencang. Namun menurut Ali bin Abu Thalib, al adiyat di ayat ini adalah unta. Ia berhujjah, pada Perang Badar, kaum muslimin mengendarai unta. Hanya ada dua ekor kuda yang dibawa yakni milik Az Zubair dan Al yang mayoritas mengartikan kuda berhujjah, sebab sifat-sifat dalam surat ini ada pada kuda, bukan unta. Mulai dari mengeluarkan dengusan nafas saat berlari, hingga mengeluarkan percikan api. Unta secepat apa pun larinya, ia tak bisa menghasilkan percikan dhabhan ضبحا berarti dengusan nafas saat berlari. Ibnu Abbas mengatakan, tidak ada binatang yang mengeluarkan dengusan nafas saat berlari kecuali kuda dan Katsir menjelaskan, dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah dengan menyebut kuda apabila dilarikan di jalan Allah, maka ia lari dengan kencang dan keluar suara dengus Al Adiyat ayat 2فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًاdan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan kuku kakinya,Kata al muuriyaat الموريات menunjukkan pelaku yang menyalakan api. Dari kata waraa – waryan ورى – وريا atau wariya – yarii ور ي- يري yang artinya menyalakan api. Kata fa ف sebelum al muuriyaat menunjukkan bahwa nyala atau percikan api itu merupakan akibat dari berlari qadhan قدحا berasal dari kata qadaha قدح yang artinya mengeluarkan atau memercikkan. Baik air dari kolam, kuah dari mangkuk maupun api dari batu, ia disebut qadhan jika keluarnya sedikit. Karenanya ayat ini dipahami kuda yang berlari kencang hingga menimbulkan percikan api akibat gesekan kakinya dengan Katsir menafsirkan ayat ini “yakni suara detak teracaknya ketika menginjak batu-batuan, lalu keluarlah percikan api darinya.”Surat Al Adiyat ayat 3فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًاdan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,Kata al mughiirat المغيرات merupakan bentuk jamak dari al mughiir المغير. Berasal dari kata aghaara أغار yang artinya bercepat-cepat melangkah. Dari situ kemudian makna umumnya menjadi serangan mendadak yang dilakukan dengan mengendarai shubhan صبحا artinya adalah waktu subuh. Menggambarkan serangan itu cepat dan mendadak waktunya.“Yaitu di waktu musuh sedang lengah, lalai atau mengantuk. Angkatan perang itu tiba-tiba datang laksana diturunkan dari langit,” kata Buya Hamka dalam Tafsir Al yang mengartikan al adiyat dengan unta, menafsirkan ayat ini sebagai berangkat di waktu Subuh dari Muzdalifah ke Mina. Namun pendapat ini tidak sekuat tafsir tentang kuda perang yang juga merupakan pendapat Ibnu Abbas, Mujahid dan Al Adiyat ayat 4فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًاmaka ia menerbangkan debu,Ibnu Katsir menjelaskan, maknanya adalah tempat yang kuda-kuda dan unta-unta itu berada, baik dalam ibadah haji maupun dalam jihad, debu-debuh beterbangan Al Adiyat ayat 5فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًاdan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan jam’an جمعا digunakan dalam Al Quran untuk menunjuk kelompok besar dan selalu menduga akan mampu meraih kemenangan. Menurut Buya Hamka, artinya adalah kumpulan mufassir menjelaskan, lima ayat yang dimulai dengan sumpah Allah ini menggambarkan cepatnya kedatangan kiamat. Laksana serangan mendadak pasukan berkuda di pagi hari pada zaman Adil Muhammad Khalil menjelaskan, sumpah Allah dengan kuda perang dalam lima ayat ini untuk menunjukkan bahwa kuda melakukan itu semua meskipun dengan terengah-engah demi memenuhi kehendak tuannya. Lalu mengapa manusia justru ingkar kepada Allah dan tidak melakukan apa yang diperintahkan demi mendapat ridha-Nya?Surat Al Adiyat ayat 6إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌSesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,Kata kanuud كنود merupakan bentuk superlatif dari kata kanada كند yang artinya tandus. Bentuk superlatif ini menggambarkan betapa besar kekufuran dan keingkaran manusia sehingga tidak mau memberikan bantuan sekecil apa Hamka mengatakan, arti kanuud adalah tidak berterima kasih, melupakan jasa. “Berapapun nikmat diberikan Allah, ia tidak merasa puas dengan yang telah ada itu bahkan minta tambah lagi. Nafsunya tidak pernah merasa cukup dan kenyang; yang ada tidak disyukurinya, yang datang terlebih dahulu dilupakannya.”Ibnu Katsir menafsirkan, sesungguhnya manusia itu benar-benar mengingkari nikmat-nikmat Al Adiyat ayat 7وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌdan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya,Kata syahiid شهيد berasal dari syahida شهد yang artinya menyaksikan. Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, sesungguhnya manusia itu benar-benar menyaksikan sendiri mengakui keingkaran dirinya melalui sepak terjangnya. Terlihat jelas dari ucapan dan Al Adiyat ayat 8وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌdan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada al khair الخير juga punya arti kebaikan. Namun di ayat ini, artinya adalah harta benda. Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menegaskan makna ini sebagaimana firman Allah pada Surat Al Baqarah ayat عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَDiwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan tanda-tanda maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf, ini adalah kewajiban atas orang-orang yang bertakwa. QS. Al Baqarah 180Kata syadiid شديد berasal dari kata syadda شدّ yang bisa berarti menguatkan ikatan. Karena ikatannya dengan harta sangat kuat, ia enggan untuk melepaskannya. Ia menjadi sangat dua penafsiran ayat ini. Pertama, sesungguhny manusia itu sangat mencintai harta. Kedua, sesungguhnya karena kecintaannya kepada harta membuatnya jadi kikir. Ibnu Katsir membenarkan kedua penafsiran Al Adiyat ayat 9أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِMaka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,Kata bu’tsira القارعة awalnya bermakna membolak-balik sesuatu. Kata ini memberi kesan kegelisahan dan ketergesaan. Misalnya membolak-balikkan lemari karena mencari sesuatu. Dalam kubur nanti, dicari dan dibongkar dengan ketergesaan hingga gelisahlah isi hati yang Ibnu Katsir, maknanya adalah dikeluarkannya orang-orang yang telah mati dari dalam kuburnya. Az Zuhaili juga menafsirkan, orang-orang yang di dalam kubur akan dibangkitkan. Begitu pula Sayyid Qutb dan Buya Al Adiyat ayat 10وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِdan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,Kata hushshila حصل memiliki arti memisahkan, mengemukakan atau menghimpun. Kata ash shuduur الصدور merupakan bentuk jamak dari ash shadr الصدر yang artinya dada. Maknanya adalah hati Ibnu Abbas, maknanya adalah apabila dilahirkan dan ditampakkan apa yang selama itu mereka sembunyikan dalam Al Adiyat ayat 11إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌsesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan khabir خبير berasal dari khabar خبر yang artinya pencarian untuk mencapai pengetahuan yang pasti tentang hakikat sesuatu. Jika dipakai sebagai sifat Allah, ia mengandung arti pengetahuan-Nya menyangkut hal-hal yang detil serta tersembunyi, betatapun kecilnya sesuatu dan betapapun tersembunyi, pasti diketahui Tafsir Surat Al AdiyatSurat Al Adiyat ini diawali dengan sumpah Allah. Dia bersumpah dengan kuda perang yang lari kencang tengerah-engah hingga memercikkan api saat kakinya bergesekan dengan batu. Semua itu rela dilakukan kuda demi memenuhi kehendak tuannya. Mengingatkan manusia, mengapa justru mereka ingkar kepada nikmat-nikmat Allah. Mengapa tidak seperti kuda yang siap dikendalikan ke medan perang kapan manusia diingatkan agar tidak mencintai dunia yang membuat bakhil. Sementara nanti ketika dibangkitkan dari kubur, harta dunia yang dulu dicintainya itu tak memberi manfaat apa-apa. Pada saat itu, ditampakkan segala yang tersembunyi dalam hati. Termasuk betapa besar cintanya kepada dunia. Termasuk betapa besar diingatkan hari kebangkitan; ada hisab, ada balasan. Dan Allah Maha Mengetahui serta tak ada yang tersembunyi dari-Nya meskipun dirahasiakan rapat-rapat dalam Surat Al Adiyat mulai dari terjemahan hingga tafsirnya. Semoga kita diselamatkan Allah dari cinta dunia dan kebakhilan. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]
YesusMenyaksikan Ye us akan memberi perspektif baru. dari manusia) itu bukan perbuatan-jasa kepada Allah. Kebaikan itu memang seharusnya dikerjakan demi untuk kebaikan manusia sendiri, bukan mempiutangi Tuhan secara harfiah. Apabila Anda tetap nekad melakukan pembalasan pembunuhan. maka sesungguhnya Anda akan menerima dua murka Allah
100-Al-’adiyat 7dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya,﴿7﴾وَإِنَّهُ عَلَىٰ ذَٰلِكَ لَشَهِيدٌ
Sesungguhnyabahwa Tuhan sendiri yang membimbing manusia untuk mencari tujuan akhir hidupnya. Tuhan yang menciptakan kita, menanamkan di dalam hati kita kerinduan hati untuk kembali kepada-Nya, darimana kita berasal, dan tujuan akhir tempat kita berpulang. Betapa kiamatnya hidup saya menyaksikan anak-anak yang masih kecil-kecil yang benar – Berikut kita uraikan surat Al-Adiyat Ayat 1 sampai 11 Arab, Latin, Artinya Bahasa Indonesia, tafsir singkat KEMENAG. Surat Adiyat terdapat dalam surat ke 100. Surat ini terdiri dari 11 ayat dan termasuk surat Makiyah. Surat Adiyah memiliki arti Kuda Perang Yang Berlari Kencang, seperti diambil dari ayat pertama. Baca juga Surat At Takatsur Ayat 1 Sampai 8 Arab, Latin, Artinya Bahasa Indonesia, Tafsir Singkat KEMENAG Berikut pembahasan surat Al-Adiyat Ayat 1 sampai 11 Arab, Latin, Artinya Bahasa Indonesia, tafsir singkat KEMENAG وَٱلْعَٰدِيَٰتِ ضَبْحًا wal-ādiyāti ḍab-ḥā 1. Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, فَٱلْمُورِيَٰتِ قَدْحًا fal-mụriyāti qad-ḥā 2. dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan kuku kakinya, فَٱلْمُغِيرَٰتِ صُبْحًا fal-mugīrāti ṣub-ḥā 3. dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, فَأَثَرْنَ بِهِۦ نَقْعًا fa aṡarna bihī naq’ā 4. maka ia menerbangkan debu, فَوَسَطْنَ بِهِۦ جَمْعًا fa wasaṭna bihī jam’ā 5. dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh, إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لِرَبِّهِۦ لَكَنُودٌ innal-insāna lirabbihī lakanụd 6. sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, وَإِنَّهُۥ عَلَىٰ ذَٰلِكَ لَشَهِيدٌ wa innahụ alā żālika lasyahīd 7. dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya, وَإِنَّهُۥ لِحُبِّ ٱلْخَيْرِ لَشَدِيدٌ wa innahụ liḥubbil-khairi lasyadīd 8. dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Baca juga Surah Al Asr Ayat 1-3 Arab, Latin, Artinya Bahasa Indonesia, Tafsir Singkat KEMENAG ۞ أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِى ٱلْقُبُورِ a fa lā ya’lamu iżā bu’ṡira mā fil-qubụr 9. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, وَحُصِّلَ مَا فِى ٱلصُّدُورِ wa huṣṣila mā fiṣ-ṣudụr 10. dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada, إِنَّ رَبَّهُم بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّخَبِيرٌۢ inna rabbahum bihim yauma`iżil lakhabīr 11. sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka. BACA JUGA Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI 1-6. Demi kuda perang yang berlari kencang dan bernafas terengah-engah ke arah musuh dengan penuh keberanian dan semangat guna membawa tuannya berperang di jalan Allah. Dan demi kuda yang memercikkan bunga api karena hentakan kuku kakinya beradu dengan batu batu. Hal ini menunjukkan keberaniannya menghadapi rintangan sebesar apa pun. Dan demi kuda yang menyerang dengan tiba-tiba pada waktu pagi hal ini menunjukkan kesiagaannya untuk berjihad tanpa mengenal waktu, sehingga dengan serangan kuda-kuda itu menerbangkan debu yang tebal, tanda betapa dahsyat serangan mereka ke arah musuh, lalu menyerbu bersama dengan kepulan debu itu ke tengah-tengah kumpulan musuh dengan gagah berani. Demi kuda-kuda perang yang demikian sifatnya, sungguh manusia itu enggan bersyukur dan sangat ingkar kepada nikmat tuhannya. Manusia, kecuali yang dirahmati Allah, malas bersyukur ketika mendapatkan nikmat dan tidak mau memenuhi kewajiban yang dibebankan kepadanya. 7. Dan sesungguhnya dia mengakui dan menyaksikan keingkarannya itu. Hal itu bisa dilihat dari mudahnya manusia bermaksiat kepada Allah. 8. Dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan. Kecintaan berlebihnya pada harta membuatnya materialistis, mengumpulkan harta dengan jalan apa pun, tidak peduli halan atau haram. Cintanya itu juga membuatnya bakhil dan cenderung menggunakannya untuk sesuatu yang tidak benar. 9. Maka tidakkah dia mengetahui apabila apa yang di dalam kubur dikeluarkan dan dibangkitkan pada hari kiamat untuk mempertanggung-jawabkan amalnya, 10. Dan tidakkah mereka mengetahui nasibnya bila apa yang tersimpan di dalam dada dilahirkan, baik itu keimanan maupun kekafiran’ kelakuan seseorang adalah cerminan isi hatinya. Buruknya perilaku seseorang merupakan pertanda buruknya hati orang tersebut, demikian sebaliknya. 11. Sungguh, tuhan mereka pada hari itu mahateliti terhadap keadaan mereka. Allah mencatat dengan rinci dan detail apa yang dilakukan manusia. Dengan bukti itu Allah akan menghisab dan memberi balasan yang sesuai kepada mereka. . 113 160 134 373 118 357 331 338

sesungguhnya manusia akan menyaksikan sendiri